Ditinggal Pas Lagi Sayang
Ditinggal
Pas Lagi Sayang
Aku yang sedang dan terus terobsesi denganmu ...
Kau tahu?
Padahal cinta
yang kuberikan padamu adalah sebenar-benarnya cintaku. Cinta yang begitu besar.
Hingga besarnya membuat aku lupa apakah esok lusa aku akan baik-baik saja
dengan diriku. Ya, diriku yang memutuskan mencintaimu dengan kebesaran rasaku.
Kau tahu?
Kukorbankan
tenaga dan waktuku untuk mengejarmu. Hingga habis pikiranku untuk memikirkanmu.
Tak terhitung berapa lelah yang kuabaikan untuk dirimu. Semua itu karena
bagiku, kau adalah obyek yang menghipnotis diriku untuk selalu mengejarmu. Masa
bodoh kalau kau adalah fana yang tak kekal dihidupku.
Kau tahu?
Kulupakan banyak
hal supaya kau adalah raja dalam hidupku. Kutinggalkan banyak hal dengan
harapan lebih banyak pula kesempatanku meraihmu. Kau adalah prioritas! Aku sudah
tak peduli apapun. Aku tak peduli yang lain. Bagiku bahagia adalah ketika aku
bisa terus menggenggam-mu.
Kau tahu?
Entah berapa orang
yang kusakiti, entah berapa banyak nasehat yang kuabaikan, entah berapa orang-orang
yang ku usir pergi. Memikirkanmu membuat aku tak peduli. Karena kau adalah
impian terbesar yang aku perjuangkan mati-matian dalam hidupku yang hanya
sekali.
Kau tahu?
Mencintaimu membuat
aku merasa menjadi makhluk abadi. Terobsesi denganmu membuat aku takut mati. Sebab prioritasku adalah bagaimana aku ingin hidup abadi. Hidup yang aku kerahkan hanya untukmu yang aku cintai.
Bagiku kau
adalah segalanya. Tak ada yang lain. Kau adalah obyek yang terus-menerus ku
perjuangkan. Bahkan jika kau menganggapku gila, terserah. Aku ingin hidup
ribuan tahun hanya untuk bersamamu. Menggenggammu. Dan bahagia denganmu.
Tapi ...
Kini ...
Dimana kau?
Ketika ragaku
dingin. Jasadku membiru. Mataku terpejam. Bibirku mengatup rapat.
Tubuhku perih
dan sakit karena tarikan kasar yang memisahkan ruh dan jasad.
Namun lebih
perih lagi ketika aku sadar, kau, yang kuperjuangkan begitu besar, tak
membersamaiku ketika aku di posisi ini.
Bukankah kau
adalah yang paling kusayang?
Lantas kenapa kau
harus meninggalkan ketika aku sedang sayang?
Bukankah sudah
kukerahkan hidupku untukmu? Telah habis waktuku untuk mencintaimu?
Nyatanya kau yang
kuperjuangkan hidup-hidup, tak membersamaiku ketika maut menjemput.
Aku ingin
teriak. Aku ingin mengutuk diriku. Aku ingin menyesali mengapa dulu aku terobsesi
untuk mencintaimu lebih dari cintaku pada Rabbku.
Andai aku bisa
kembali. Andai aku diberi waktu satu kali lagi. Kupastikan akan kuhabiskan
waktuku untuk mencintai Rabbku. Untuk menjalankan perintahNya. Untuk menjauhi
laranganNya.
Untuk kau dunia yang telah mengambil semua hatiku untuk menyembahmu ...
Untuk kau dunia yang telah mengambil semua hatiku untuk menyembahmu ...
Hei dunia ...
sungguh aku benar-benar tertipu.
Hidupku
seharusnya untuk mencintai yang lebih abadi.
Bukan untuk mencintai
DUNIA sepertimu secara berlebih.
Bukan untuk
memperjuangkan kefanaan sepertimu hingga melupakan kehidupan abadi.
![]() |
pinterest.com |
Aku telah
tertipu olehmu. Kau telah membuatku bertransformasi dari manusiawi menjadi
duniawi. Duniawi yang lupa kalau aku akan mati.
Nyatanya
mencintaimu begitu besar menimbulkan penyesalan mendalam yang begitu menyesakkan.
Andai aku bisa
kembali.
Kalimat itu yang
kuulang. Dalam keadaan jasadku yang terbujur kaku. Dan waktuku yang sebentar
lagi akan menghadap Rabbku dengan membawa hatiku. Hati yang dipenuhi cintaku pada
dunia yang begitu menghinakanku.
Andai aku bisa
kembali.
Kan kucintai
Rabbku. Dan kujadikan dunia sepertimu adalah tempat untuk mencari ridho Rabbku.
Andai aku diberi
kesempatan untuk mecintai.
Tak akan
kuhabiskan hati, hidup, dan pikiranku untuk dunia yang begitu fana. Dan tak
menyertai dalam ajal.
Aku berada dalam
pusaran penyesalan yang tak bisa membuatku memperbaiki.
Aku telah
terjebak dalam rasa sayang.
Pada sesuatu
yang tak akan pernah membersamaiku dalam ajal, yang telah meninggalkanku, yang tega mencampakkanku
walau aku lagi sayang-sayangnya dengan kemilau dan pesonanya.
Firman Rabbku
benar, kau adalah permainan dan tempat senda-gurau. Yang menakjubkan mata namun tak pernah bisa kekal.
Dan mirisnya,
aku adalah orang yang terjebak denganmu. Dan memutuskan melupakan Rabb dan kemaslahatan
diriku untuk mengejarmu.
Kini
penyesalanku bertumpuk. Kegalauanku membuncah.
Sebab aku
ditinggalkan dalam keadaan pas lagi sayang-sayangnya.
Pada dunia yang
tak mengantarku pada kebaikan dan keamanan di kehidupan berikutnya.
*sosok aku adalah pengingat bagi diri jangan sampai besok kita yang akan menghadapi maut dalam kondisi hati yang menuhankan duniawi.
*sosok aku adalah pengingat bagi diri jangan sampai besok kita yang akan menghadapi maut dalam kondisi hati yang menuhankan duniawi.
Saya suka saya suka
BalasHapussemoga bermanfaat teman surgaa:)
Hapussemoga tulisan ini mendekatkan aku dan kamu pada Pencipta kita
MasyaAllah motivatorku😍
BalasHapusmasya Allah mbak seng bien ga gelem ndelok aku dilarani wong liyooo :'(
Hapussemoga tulisan ini mendekatkan aku dan mbakong dengan Allah