Tak Sebaik Kataku
Tak Sebaik Kataku
Aku tak sebaik apa yang aku katakan. Tak
sebaik apa yang aku tulis. Tak sebaik apa yang aku tutur.
Kau
berkata diriku begitu munafik, sok suci, sok benar, dan lain sebagainya.
Sungguh
barangkali aku lebih buruk dari katamu. Namun Allah berbaik hati menutup
bejibun aib dan keburukanku.
Aku tak sebaik kataku. Tak sebaik
postinganku. Tak sebaik update storyku.
Jadi
jika segelintir kagum mu masih kau curahkan untukku.
Kumohon
ganti kagum mu pada Penciptaku.
Sebab aku dengan kehinaanku tak patut mendapat
pujianmu.
Karena alasan aku menulis bukan untuk mengarahkan kagummu pada diriku.
Namun untuk mengajakmu sama-sama menyusuri betapa mengagumkannya Penciptamu.
Namun untuk mengajakmu sama-sama menyusuri betapa mengagumkannya Penciptamu.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jika
apa yang kau baca dari untaian kataku menakjubkanmu,
Sungguh
apa yang aku tulis dapat demikian karena kehebatan Rabbku.
Tak ada satu untai pun yang murni dari kemampuan diriku.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jadi jangan sampai terkecoh.
Hingga kau dini menilai bahwa aku adalah sosok dengan kehebatanku.
Sebab kata-kataku adalah karunia Rabbku.
Sementara diriku adalah manusia yang memiliki banyak salah dan berusaha untuk selaras dengan apa yang aku tulis dan tutur.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jangan
pernah mengatakan dan memuji dihadapanku.
Sebab
aku takut melakukan semua ini untuk pujian makhluk.
Dan kata-kataku menjadi alasan yang menjerumuskan diriku pada siksa Rabbku.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Mohon maaf bila ketika kau bersamaku.
Kau menemukan akhlaqku yang bertolak belakang dari postinganku.
Mohon maaf bila ketika denganku.
Semua ekspektasimu berubah dan kau melihat begitu banyak sikapku yang buruk terhadapmu.
Mohon maaf jika aku masih belum bisa sebaik apa yang aku tulis. Apa yang aku update. Apa yang aku posting.
Sebab kau tahu, terkadang begitu sulit juga bagiku untuk merayu hati supaya terus konstan dengan kebaikan-kebaikan itu.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jadi jika
justru yang ingin kau katakan adalah keburukanku, katakan langsung padaku.
Jangan pada orang lain.
Sebab aku yang dituntut merubahnya.
Aku tak sebaik kataku. Untaiannya.
Rangkaiannya.
Kau
boleh bertanya mengapa aku tetap menulis?
Menulis kata kata religius yang
memberi kesan bahwa aku suci..
Walau aku begitu hina dan banyak dosa pada Ilahi dan makhluknya.
Jawabanya adalah ...
Sebab
aku tahu bahwa menulis adalah kemampuan dari Rabbku. Yang akan diminta
pertanggung jawaban atas diriku.
Jadi
biarkan aku menggunakan karunia Rabbku untuk menulis kebaikan. Semoga apa yang
aku tulis dapat memberi manfaat untuk diriku dan orang lain.
Jika
kau memiliki jabatan, harta, kekayaan, kebun melimpah, kehormatan, status
sosial, dan lain sebagainya yang bisa kau manfaatkan untuk kebaikan.
Maka biarkan aku menulis untuk kebaikan. Sebab apa
yang kau punya belum tentu kupunya.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jadi
jika apa yang kutulis menyinggung dirimu, sungguh bagiku tak ada yang lebih ku
inginkan kecuali kebaikan darimu. Tak ada tulisanku – dan jangan sampai ada –
yang kubuat untuk menjerumuskanmu kedalam keburukan dan hal yang dibenci
Rabbku.
Sebab aku tak sebaik kataku
Maka
jangan pernah menganggap bahwa aku orang yang lurus tanpa salah. Hingga kau
merasa orang sepertiku tak perlu dihampiri dan diingatkan.
Aku
hanya manusia biasa. Yang butuh saran, nasehat, dan teguran.
Bagaimana
aku bisa mengingatkan jika awalnya tak di ingatkan?
Jadi
kumohon jadilah teman yang menegurku. Teman yang mengingatkanku. Teman yang
menginspirasiku.
Sebab
aku tak sebaik kataku...
Dan
aku butuh kata-kata baikmu untuk senantiasa memperbaiki diriku dan konsisten
dengan apa yang di tulis olehku.
Dan mohon maaf karena aku masih tak sebaik kataku.
Jadi ku juga mohon do'amu supaya aku tetap bisa menulis kebaikan untuk diriku dan dirimu.
Supaya aku bisa mempertanggung jawabkan apa yang aku tulis dan tutur.
Supaya tulisanku, tak pernah menjadi bumerang yang menjerumuskan diriku dan dirimu pada murka dan siksa Rabbku.
kuy sebarkan dengan klik tulisan "berbagi" diatas kolom komentar iniii
BalasHapus