Tak Sebaik Kataku

Tak Sebaik Kataku
by: fara awwaluna

sumber kompasiana.com


Aku tak sebaik apa yang aku katakan. Tak sebaik apa yang aku tulis. Tak sebaik apa yang aku tutur.
Kau berkata diriku begitu munafik, sok suci, sok benar, dan lain sebagainya.
Sungguh barangkali aku lebih buruk dari katamu. Namun Allah berbaik hati menutup bejibun aib dan keburukanku.
Aku tak sebaik kataku. Tak sebaik postinganku. Tak sebaik update storyku.
Jadi jika segelintir kagum mu masih kau curahkan untukku.
Kumohon ganti kagum mu pada Penciptaku. 
Sebab aku dengan kehinaanku tak patut mendapat pujianmu.
Karena alasan aku menulis bukan untuk mengarahkan kagummu pada diriku.
Namun untuk mengajakmu sama-sama menyusuri betapa mengagumkannya Penciptamu.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jika apa yang kau baca dari untaian kataku menakjubkanmu,
Sungguh apa yang aku tulis dapat demikian karena kehebatan Rabbku.
Tak ada satu untai pun yang murni dari kemampuan diriku.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jadi jangan sampai terkecoh.
Hingga kau dini menilai bahwa aku adalah sosok dengan kehebatanku.
Sebab kata-kataku adalah karunia Rabbku.
Sementara diriku adalah manusia yang memiliki banyak salah dan berusaha untuk selaras dengan apa yang aku tulis dan tutur.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jangan pernah mengatakan dan memuji dihadapanku.
Sebab aku takut melakukan semua ini untuk pujian makhluk. 
Dan kata-kataku menjadi alasan yang menjerumuskan diriku pada siksa Rabbku.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Mohon maaf bila ketika kau bersamaku.
Kau menemukan akhlaqku yang bertolak belakang dari postinganku.
Mohon maaf bila ketika denganku.
Semua ekspektasimu berubah dan kau melihat begitu banyak sikapku yang buruk terhadapmu.
Mohon maaf jika aku masih belum bisa sebaik apa yang aku tulis. Apa yang aku update. Apa yang aku posting.
Sebab kau tahu, terkadang begitu sulit juga bagiku untuk merayu hati supaya terus konstan dengan kebaikan-kebaikan itu.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jadi jika justru yang ingin kau katakan adalah keburukanku, katakan langsung padaku.
 Jangan pada orang lain. 
Sebab aku yang dituntut merubahnya. 
Walau aku tahu lebih mengasyikkan menceritakannya di belakangku.
sumber pxhere.com

Aku tak sebaik kataku. Untaiannya. Rangkaiannya.
Kau boleh bertanya mengapa aku tetap menulis? 
Menulis kata kata religius yang memberi kesan bahwa aku suci..
Walau aku begitu hina dan banyak dosa pada Ilahi dan makhluknya.
Jawabanya adalah ...
Sebab aku tahu bahwa menulis adalah kemampuan dari Rabbku. Yang akan diminta pertanggung jawaban atas diriku.
Jadi biarkan aku menggunakan karunia Rabbku untuk menulis kebaikan. Semoga apa yang aku tulis dapat memberi manfaat untuk diriku dan orang lain.
Jika kau memiliki jabatan, harta, kekayaan, kebun melimpah, kehormatan, status sosial, dan lain sebagainya yang bisa kau manfaatkan untuk kebaikan.
Maka  biarkan aku menulis untuk kebaikan. Sebab apa yang kau punya belum tentu kupunya.
Aku Tak Sebaik Kataku.
Jadi jika apa yang kutulis menyinggung dirimu, sungguh bagiku tak ada yang lebih ku inginkan kecuali kebaikan darimu. Tak ada tulisanku – dan jangan sampai ada – yang kubuat untuk menjerumuskanmu kedalam keburukan dan hal yang dibenci Rabbku.
Sebab aku tak sebaik kataku
Maka jangan pernah menganggap bahwa aku orang yang lurus tanpa salah. Hingga kau merasa orang sepertiku tak perlu dihampiri dan diingatkan.
Aku hanya manusia biasa. Yang butuh saran, nasehat, dan teguran.
Bagaimana aku bisa mengingatkan jika awalnya tak di ingatkan?
Jadi kumohon jadilah teman yang menegurku. Teman yang mengingatkanku. Teman yang menginspirasiku.
Sebab aku tak sebaik kataku...
Dan aku butuh kata-kata baikmu untuk senantiasa memperbaiki diriku dan konsisten dengan apa yang di tulis olehku.
Dan mohon maaf karena aku masih tak sebaik kataku.
Jadi ku juga mohon do'amu supaya aku tetap bisa menulis kebaikan untuk diriku dan dirimu.
Supaya aku bisa mempertanggung jawabkan apa yang aku tulis dan tutur.
Supaya tulisanku, tak pernah menjadi bumerang yang menjerumuskan diriku dan dirimu pada murka dan siksa Rabbku.




Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer