Mengapa Cinta Menimbulkan Luka (Part 2)
*lanjutan Mengapa Cinta Menimbulkan Luka? (Part 2)
Bagaimana cinta bisa menimbulkan luka?
Mungkin kitalah yang salah memberi porsi kepada cinta.
Mencintai karena Allah atau karena hawa nafsu dan rasa ingin memiliki?
Mencintai karena Allah atau takut di bilang nggak laku?
Mencintai karena Allah atau cuman mau seneng-seneng?
Atau jangan jangan hanya mengatasnamakan Allah untuk mencintai sesuatu padahal nyatanya tidak?
Mungkin kitalah yang salah memberi porsi kepada cinta.
Mencintai karena Allah atau karena hawa nafsu dan rasa ingin memiliki?
Mencintai karena Allah atau takut di bilang nggak laku?
Mencintai karena Allah atau cuman mau seneng-seneng?
Atau jangan jangan hanya mengatasnamakan Allah untuk mencintai sesuatu padahal nyatanya tidak?
Sekali lagi mungkin kita yang salah memberi porsi kepada cinta. Mencintai makhkukNya melebihi cinta kepadaNya. Padahal manusia adalah tempat PHP berasal. Terkadang bukan karena manusia itu ingin mengingkari janjinya. Tapi ia dengan segala keterbatasan itu tidak mampu untuk memenuhinya.
Ia ingin memberi kita kebahagiaan, tapi ternyata yang dia lakukan justru membuat kita kecewa. Terkadang itu bukan karena ia tidak ingin membuat bahagia. Hanya saja dia tidak mampu. Karena semanis apapun janjinya, ia tetaplah manusia. Yang tidak punya kehendak atas berlangsung tidaknya janji yang di ucapkannya. Karena Allah-lah yang berkehendak mewujudkannya.
Ia ingin memberi kita kebahagiaan, tapi ternyata yang dia lakukan justru membuat kita kecewa. Terkadang itu bukan karena ia tidak ingin membuat bahagia. Hanya saja dia tidak mampu. Karena semanis apapun janjinya, ia tetaplah manusia. Yang tidak punya kehendak atas berlangsung tidaknya janji yang di ucapkannya. Karena Allah-lah yang berkehendak mewujudkannya.
"Dan diantara manusia ada orang yang menyembah Tuhan selain Allah sebagai tandingan yang mereka cintai seperti mereka mencintai Allah. Adapun orang orang yang beriman sangat besar cintanya kepada Allah ..." (QS. Al-Baqarah: 165)
Terkadang orang bukan mencari patung sesembahan untuk menduakan Allah. Namun cintanya kepada makhluk melebihi cinta pada penciptanya sendiri tanpa ia sadari. Mengapa kisah cinta 'Romeo-Juliet' atau 'Layla-Majnun' harus berakhir dengan ending tragis? Itu karena mereka adalah korban dari budak cinta. Mereka memuja dan menyembag cinta mereka. Hidup mereka hanya untuk cinta. Ya, cinta pada makhluk yang akhirnya mengantar mereka pada hidup yang sia-sia.
Berbeda jika kita tidak menjadikan diri kita sebagai budak cinta. Akan tetapi menjadi pejuang cinta. Seharusnya cinta yang tumbuh itu menimbulkan semangat jihad dan antusiasme meraih ridho dan surgaNya. Dan menjadi susunan kalimat peradaban dalam paragraf sejarah.
Itu berarti alangkah indahnya jika perasaan cinta yang kita miliki itu adalah karenaNya. Karena cinta yang di landasi dengan ketaatan akan menghasilkan sebuah kekuatan iman dan pahala berlipat.
Dengan begitu bagaimana cinta bisa menimbulkan luka?
Kalau alasan kita mencintai adalah Dzat yang mengharamkan atas diriNya kedzaliman. Termasuk menyakiti hati hamba hamba yang ikhlas mencintaiNya dan mencintai karenaNya.
Dengan begitu bagaimana cinta bisa menimbulkan luka?
Kalau Allah sendiri yang berjanji akan menghimpun orang yang mencintai karenaNya dalam satu keluarga di hari kiamat. Yang tidak bersedih. Yang bersatu dengan wajah bahagia penuh tawa.
Bukankah karena cinta, Bilal bin Rabbah rela di siksa di bawah terik matahari dan di tengah padang kering Mekkah?
Bukankah karena cinta, Asiyah istri Fir'aun rela wafat dengan siksaan?
Bukankah karena cinta, Ummu Umarah meraih pedang di antara pasukan uhud yang berlari meninggalkan Rasul. Menghadang lawan di barisan paling rawan. Membentengi Rasul dengan jiwa raga. Walaupun nyawa taruhannya dan dia seorang wanita?
Bukankah karena cinta, Khadijah binti Khuwailid meninggalkan seluruh hartanya demi mendampingi Nabi menyampaikan risalah?
Dan bukankah karena cinta, saat sakaratul mautnya Rasulullah masih memikirkan nasib ummatnya?
Cinta seharusnya tidak membuat kita lemah. Tak seharusnya membuat kita galau. Ubah porsi kita untuk cinta. Apabila cinta terlanjur menimbulkan luka, berdo'alah pada Sang Pemilik Cinta. Minta cinta yang lebih indah dan tidak menyakiti seperti cinta sebelumnya. Insya Allah Ia akan memberi kita cintaNya dan cinta orang yang mencintaiNya.
Komentar
Posting Komentar